"welcome to our page // fee free to publish all the knowledge u get, but put the reference"

11.5.11

Please, Don't Pray This at Home!

Please, Don't Pray This at Home!
http://asepuster.blogspot.com
by K'Ika


Bagi orang-orang yang belum mendapat kesempatan menggenapkan setengah agamanya karena masih single and available pasti hampir selalu dinasehatkan untuk banyak-banyak berdoa supaya "jodohnya lancar" begitu.

Yah, tentu saja ini adalah sebuah anjuran yang sangat positif, apalagi Allah juga telah menegaskan bila hambaNya berdoa kepadaNya, niscaya Ia akan mengabulkannya (Al Mu'minun ayat 60).

Maka, lalu muncullah sebuah doa yang sangat masyhur dikalangan kita semua, khususnya bagi yang mendambakan bersatunya rasa sayang miliknya dengan orang yang disayanginya, yakni:
"Ya Allah, bila ia (orang yang disayangi) adalah jodohku, maka dekatkanlah ia kepadaku. Tapi, bila ia ternyata bukan jodohku, maka jauhkanlah ia, ya Allah..."

Sebuah doa yang sangat menyentuh bukan? Memang benar. Doa semacam ini merupakan doa yang 'melegakan' bagi yang mengharapkan kebahagiaan dunia akhirat, sekaligus juga menghindarkan dari fitnah-fitnah seputar hubungan laki-laki dan perempuan. Apakah kamu juga salah satunya??? Bagus kalau iya...

Nah, tapi, sedikit 'pemberontakan' pun terjadi. Mungkin ini adalah efek terlalu sering mendengar pertanyaan sekitar kapan akan menikah, atau juga saking desperate-nya mencari cara menyelesaikan urusan yang satu ini. Yang jelas, kaum 'pemberontak' ini berhasil memplintir redaksi doa di atas yang sudah tersebut itu menjadi sebuah doa yang memancing reaksi 'hedeh-yang-bener-aja-deh-lu' dari orang-orang yang mendengarnya.

Doa-doa ini sangat tidak direkomendasikan untuk diaplikasi ke dunia nyata, dengan alasan-alasan yang akan kamu ketahui sesaat lagi.

Berikut doa-doa 'pemancing amarah sejagat' yang highly not recommended at all tersebut. Simaklah dengan baik dan benar.

Doa tipe 1.

Doa ini berbunyi, "Ya Allah, jika ia adalah jodohku, maka dekatkanlah ia kepadaku, tetapi bila ia ternyata bukan jodohku, maka jodohkanlah, ya Allah..."

See, see? Ini doa atau maksa? Doa ini umum dikumandangkan oleh orang-orang tipe pemaksa kehendak. Nah, yang patut dipertanyakan adalah statement-nya yang ingin tetap dijodohkan meskipun orang yang diinginkannya itu sebenarnya bukan jodohnya. Whew.

Doa seperti ini tidak layak dibacakan setelah kamu selesai shalat dan atau ritual ibadah lainnya, karena setidaknya, sebagai seorang manusia, makhluk ciptaan Tuhan, seharusnya kita tahu diri posisi kita. (Berani amat elu maksa Tuhan, ditarik nyawa, finish dah elu...)

Coba tahanlah diri kamu dari mengucapkan doa begini dengan setidaknya menanamkan doktrin di pikiran kamu yang mudah-mudahan masih sehat itu dengan anggapan, "Siapa sih dia itu, harus kita bela-belain berdoa sampai 'jodohkanlah' begitu? Emangnya manusia di bumi ini cuma dia?" (Ehm, yah, tidak sampai harus emosi sih, cuma buat jaga-jaga aja, siapa tau elu enggak punya taktik laen... hehe)

Doa tipe 2.

Yang ini, redaksinya begini, "Ya Allah, jika ia adalah jodohku, maka dekatkanlah ia kepadaku. Tapi, ya Allah, jika ia bukan jodohku, maka jodohkanlah ia denganku... dan bila ia tetap tidak bisa berjodoh denganku, maka jangan jodohkan ia dengan yang lainnya."


Wah, yang ini... gua speechless dah!

Yang masuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang berjiwa majemuk dan juga egoish ish ish... Majemuk karena dia berdoa dengan menampilkan berbagai kemungkinan kepada Tuhan semesta alam, dan egoish ish ish (oke, egois maksud saya-red) adalah karena dia mencegah kemungkinan tidak bersatunya ia dengan pujaannya hingga ia tidak rela bila ternyata bukan ia yang berakhir romantis tersebut.

Dia juga termasuk orang yang bertipe 'dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak' sehingga dia berhasrat agar hanya dia dan dia sajalah yang bisa memiliki sang pujaan tersebut. Nah, yang paling patut dikasihani di sini adalah ya si Pujaan itu sendiri... (sori banget Puj... nasib elu dah naas aja dikecengin orang mabok kayak gitu... hehe)

Doa tipe 3.

Doa ini termasuk doa dengan redaksi yang 'dahsyat'. Berikut isinya yang 'spektakuler' tersebut. "Ya Allah, jika ia adalah jodohku, maka dekatkanlah ia kepadaku. Tapi, ya Allah, jika ia bukan jodohku, maka jodohkanlah ia denganku... dan bila ia tetap tidak bisa berjodoh denganku, maka jangan jodohkan ia dengan yang lainnya, ya Allah. Namun, bila ternyata ia tetap ingin berjodoh dengan yang lain, maka ambillah ia, ya Allah."

Heh??? What the...

Semisal kamu mendengar ada yang berdoa macam begini setelah ia menunaikan ibadahnya, maka sangat disarankan agar kamu segera menyeret dia ke lembaga HAM terdekat. Orang ini secara langsung sudah me-request agar Tuhan segera mengambil nyawa si pujaan malang itu ke haribaanNya. (Nah, dia semacam mau saing-saingan ama malaikat maut tuh... kaleee)

Doa yang seperti ini nih, biasa diluncurkan dari orang-orang dengan sindrom 'kalau dia tidak bisa jadi milikku, mending dia tidak usah ada sama sekali'. (Woo, sangar sangat...)

Nah, yang kayak begini, memiliki sifat di atas egoish. Dan, semua yang membaca ini sangat diharapkan untuk tidak mendukung redaksi doa yang menjurus gila tersebut. Coba kita pikir, apa salah si pujaan sampai dia harus menanggung beban mental si pendoa itu? Memangnya salah dia, kalau mereka tidak sampai berjodoh begitu? (Aje gile tuh si pendoa, enggak jelas juga apa maksud dan tujuan statement-nya yang 'ambillah ia' itu...)

Apa dia punya cita-cita terselubung untuk membantu mengurangi populasi penduduk bumi? Atau, ketika dia berdoa itu dia tengah sakauw, tadinya dia mau bilang 'ambilkan ia untukku' menjadi malah 'ambillah ia'...? Yang pasti, si pendoa itu jelas sudah mencegah seseorang di muka bumi ini untuk bekerja demi nusa dan bangsa (ceile), yah siapa tahu saja, ternyata si pujaannya adalah jenius di bidang ekonomi, yang sekiranya dia masih bernapas dia bisa berkontribusi membantu pemerintah negaranya untuk menciptakan lapangan kerja dan atau memerangi kemiskinan. (tuh kan, gua bilang juga apa...)

---------------------------------


*eniwei, doa-doa tiga tipe yang sudah disebut di atas itu memang bukan jenis doa yang manfaatnya ada, yah, kita musti memikirkan nasib si pujaan malang itu jugalah, kenapa juga dia bisa tertahan jodohnya gara-gara efek doa kita? kalau beneran dikabulkan, bisa nyahok juga kan? memang mengurangi populasi itu ide yang bagus, tapi kalau begini caranya, yah, bisa-bisa tinggal setengahnya aja tuh manusia di bumi... (jauh amat ya pikirannya? hehehe)

*eniwei lagi, postingan ini cuma sekedar info garing... bukan buat dijadikan referensi untuk karya-karya ilmiah bertema reliji atau psikologi... beneran! jangan sampe jadi referensi ya! janji, ya! ya, ya, ya!

*eniwei lagi-lagi, isi redaksi doa-doa ini adalah hasil kerjasama yang tidak solid antara penulis dan orang-orang di sekitarnya... (enggak usah deh ribet cari tau siapa... hehe)

NIH, BACA:: CEO Google: Matikan Komputermu dan Jadilah Manusia!


Abdul Ghaffar pada 08 Mei 2011 jam 19:40 // ready on Facebook


sblm membaca kutipan artikel ini, coba kita renungkan, betapa kita masih kurang percaya terhadap sesuatu yang benar yang berasal dari keyakinan kita atas ajaran yang benar (agama islam) ini, ketika Allah mengajarkan lewat RasulNya kepada kita agar memperbanyak silaturrahim, memperbanyak menebar salam dan persaudaraan, jangan menjadi manusia2 individualis, namun, kiranya sudah banyak yang menganggapnya sepele; Bahkan tidak percaya.

nah, bagaimana jika hal tersebut 'juga' diucapkan kembali lewat mereka yang sering kita juluki "orang barat", "ilmuan barat yang keren", dll,?
pasti otomatis kita percaya

namun, bukankah itu sebuah 'kebodohan' kita?
mengapa kita justru harus mencari hal2 yang benar itu dari diri orang lain?
bukankah Rasulullah telah menjelaskan segala hal dengan keteladanannya yang agung atas segenap perikehidupan kita?

:)

well,,dari pada bingung, let's read this article:


Jakarta - DETIK.NET
Makin banyak orang memakai komputer dan mengakses internet tentunya akan kian menguntungkan Google selaku raksasa bisnis internet. Namun demikian, CEO Google Eric Schmidt justru menyarankan pada para lulusan universitas untuk menjauhi komputer dan mematikan ponsel mereka.

Memang banyak kaum muda terpaku pada dunia virtual di internet dan seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain. Itu sebabnya Schmidt menyarankan agar mereka sejenak berhenti melakukannya dan kembali pada 'habitatnya' sebagai makhluk sosial.

Dikutip detikINET dari PCAuthority, Rabu (20/5/2009), Schmidt mengungkapkan hal itu dalam sebuah pidato kelulusan 6000 wisudawan di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Orang yang turut membesarkan Google ini menasehati para lulusan ini agar tidak melupakan kehidupan di luar layar komputer. Sebab manusia perlu terus berhubungan dengan dunia sekitarnya.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan memegangi tangan cucumu saat dia berjalan untuk kali pertama," demikian Shmidt memberi contoh. "Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu dan perhatikan manusia di sekelilingmu," pungkasnya.